Beranda Nasional Jangan beralibi !, Jangan Bohong !, Ketua Tim Advokasi Bantah Klarifikasi Dody...

Jangan beralibi !, Jangan Bohong !, Ketua Tim Advokasi Bantah Klarifikasi Dody Ahdiyat

0

BHARATANEWS.ID | BOGOR – Belum lama ini, melalui tim advokasi Pawang 1678, mengancam akan melakukan Somasi ke Pemerintah Kota Bogor lantaran telah dikecewakan dengan ingkarnya atas janji Pemkot Bogor yang diwakili oleh Asisten Daerah II (Asda) Dody Ahdiat, Kadis KUKM Samson Purba dan Perumda Pasar Pakuan Jaya serta pihak Kesbangpol Kota Bogor sebagai fasilitator perihal polemik para pedagang di Pedati dan Lawang Seketeng.

Tak lama tercuat pemberitaan klarifikasi yang dikemukakan Asda II Dody Ahdiat, bahwa pihak Pemkot Bogor tidak mengingkari janjinya terhadap pertemuan dengan paguyuban PAWANG tersebut dengan alasan protokol Covid, sontak membuat geram Ketua Tim Advokasi yang mewakili Paguyuban para pedagang itu.

baca juga :
https://bharatanews.id/2020/06/17/tiga-kali-melayangkan-surat-tidak-digubris-walikota-bogor-pawang-1678-dan-tim-advokasi-sambangi-kesbangpol/

Merasa Berang , Ketua Tim Advokasi Pawang 1678 Iwan Kusmawan SH., memberikan bantahan serius terkait keterangan Dody Ahdiat yang dinilai berbohong atas klarifikasi yang disampaikan di Media Massa

” Tidak ada istilah minta 5 orang itu tidak ada !!!, itu bohong kepada siapa dia ngomong begitu? semua buktinya di Whatsapp dan di Handphone, kalau misalkan Dodi Ahdiyat minta 5 orang, mana buktinya kalau dia minta 5 orang? itu nggak ada !, dia jangan beralibi, dia jangan menyalahkan PAWANG atau PKL kita punya komitmen, datang dulu, lalu temui dulu” dengan nada tinggi dan kesal, saat Iwan dikonfirmasi awak media melalui alat komunikasi. Rabu malam, (8/7/2020)

baca juga :

Organisasi Pawang Kesal Dibuai Janji, Ini Penjelasan Asda II Kota Bogor.

Masih kata Iwan, dirinya merasa alasan tersebut tidak rasional serta dianggap dipermainkan dan apalagi dikatakan bahwa alasanya protokol Covid, ungkapnya
pengurus Pawang sudah menerapkan standarisasi protokol kesehatan dengan segala persiapannya.

” Kita membawa masker dan membawa sanitizer kita sudah persiapkan semua, tetapi buat kita persoalnnya adalah bahwa ini inkonsistensi, kalau memang dari awal misalkan pertemuan di kantor A misalnya, kita tidak jadi persoalan, terbukti kita sudah berkomitmen semua dengan awalnya jumlah 20 kita kurangi 7, itu tidak jadi masalah, tetapi yang dikasihankan itu adalah mereka ini harusnya istirahat sehabis berjualan dan mereka harus setia menunggu sesuai undangan, tetapi setelah detik-detik terakhir malah dipindah-pindah
artinya kita katakan itu sebagai inkonsistensi. Jangan dia mengombang-ambing itu tidak benar, kalau Asda mengatakan seperti itu, itu yang membuat kita kecewa, kesal, sampai akhirnya ada yang tidur di tempat menunggu, jadi itu tidak menghargai betul ” katanya

Menurut Iwan, seandainya persoalan tersebut karena biaya, baik PAWANG termasuk PKL sudah berkomitmen untuk membayarnya dengan patungan.

“Okelah patungan apa sih yang mau dimakan di sana? dan tidak mungkin satu orang habis Rp100.000 kan , pikiran kita seperti itu, ya udah kita patungan saja seolah-olah kita ini mau nyerbu untuk makan-makan? tidak ada !, tujuan kita memenuhi undangan untuk kita bicarakan, sebenarnya sudah enjoy, oh ya mungkin ditempat tertentu dalam konteks untuk relaksasi jadi disitu terjadi dialogis nya, tetapi yang sayangkan malah kebalikannya, hal itu yang membuat kita benar-benar kecewa terhadap pihak Pemkot yang diwakili Asda II,
disini masalahnya??? kalau untuk UMKM dan PD Pasar sesuai dengan petunjuknya, kan diundang juga dan ikut juga ?” ucapnya.

Karena sudah sangat kesal dan kecewa, Iwan Kusmawan SH., siap untuk dikonfrontir ditempat netral dengan Asda II Dodi Ahdiat tanpa diganggu pihak manapun

” Yang akan kita bicarakan itu masalah perut para PKL, jadi cobalah memahami masalahnya, Birokrat itu harus mau mendengarkan keluhan biar ada solusi yang terbaik, bukan memaksakan kehendak dan akhirnya merugikan rakyat kecil. jangan dia menyalahkan PAWANG, Jangan dia menyalahkan PKL” pungkasnya.

Memberikan Komentar anda