Beranda Berita Utama Praktek Prostitusi Berkedok Warung Kopi, Diduga Lepas Dari Pantauan Aparat Pol PP...

Praktek Prostitusi Berkedok Warung Kopi, Diduga Lepas Dari Pantauan Aparat Pol PP Buleleng

0

BHARATANEWS.ID|BULELENG – Tidak ada yang menduga prostitusi berkedok warung kopi yang mulai menjamur disepanjang jalan Raya Singaraja – Lovina memasuki kawasan Desa Anturan Singaraja. Tepatnya diperbatabasan antara desa Anturan dengan desa Kalibubuk.

Jika melihat dari bentuk bangunannya memang sebuah warung kopi lengkap dengan barang dagangannya. Namun aneh warung tersebut justru juga menjajagkan kenikmati seks bagi para pria yang hanya untuk beristirahat sejak ketika lelah dari pejalanan.

Penelusuran awak media (2/8) ini di lapangan dengan memasuki salah satu warung kopi yang berada dekat dengan gapura masuk kawasan pantai lovina di desa Anturan. Ternyata warung tersebut bukan buka di malam hari, namun buka mulai pukul 10.00 hingga pukul 23.00 wita lengkap dengan pekerja seks.

Dua pelayan warung berusia diatas 40an duduk menemani pengunjung, hal menarik dalam perbincangan itu sang pelayan menawarkan goyangan diranjang dengan tarif 100 ribuan persekali crot, bahkan warung tersebut memiliki kamar khusus dibelakang dalam hal berhubungan badan. Lebih menarik warung tersebut dibuka pagi hingga malam hari, bahkan para sopir truk penganggkut material pasir dari timur Singaraja terlihat sering mangkal untuk beristirahat sembari melepas lelah.

“Tinggal tutup korden mas , sudah bisa main. Ayo dong ,” ujar pekerja yang menawarkan dirinya ketika bertandang ke warung kopi tersebut.

Pekerja seks yang tidak mau namanya disebut mengaku warung kopi ini dibuatnya hanya untuk mengelabuhi petugas saja. Dengan bentuk sebuah warung kopi agar tak mudah diketahui oleh petugas. “Jadi saat razia sulit untuk diketahui petugas,” jelasnya.

Dari informasi warga menyebutkan, warung remang-remang tersebut berdiri sejak 3 tahun lamanya. Kendati pernah tersentuh razia Petugas Pol PP tetapi tak pernah menemukan pekerja seks. Cara lainnya, untuk menghindar dari petugas. Warung kopi tetap buka, namun menggunakan sistem boking secara langsung. Jika ada pelanggan datang ngopi dan pesan. “Maka baru kami panggil pekerja seks yang berada di kos,” tutupnya.

Bukan saja di perbatasan tersebut antara desa Anturan dengan desa Kalibubuk. Terlihat warung kopi remang-remang di dekat permandian mumbul Anturan. Menariknya 1 lokasi tersebut diduga dikontrak oleh oknum aparat desa setempat.

Berjamurnya warung remang-remang di Desa Anturan beberapa warga mulai mengeluhkan disamping merusak nama desa disebutkan akan berefek negative. Terlebih Buleleng juga tinggi dengan penderita penyakit HIV dan AIDS.

Salah seorang warga yang tidak ingin disebut namanya mengeluhkan adanya prostitusi jasa pelayanan sex yang akan membuat nama desanya jelek, pasalnya lokasi-lokasi yang tidak berijin tersebut bahkan berada dijalur keramian, ”Adanya warung tersebut jelas merusak nama desa, hanya di Anturan saja ada warung seperti ini berkedok warung kopi dan ini akan menambah peredaran penyakit HIV di Buleleng. Kalau tidak diberantas kedepan nama desa saya akan lebih jelek, kenapa pemerintah dan aparat membiarkan ini terus menerus…..?, saya sebagai masyarakat sangat prihatin, ”jelas warga.

Sementara, Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara dikonfirmasi belum mengetahui hal itu. Namun jika ada laporan dari warga pihkanya akan turun sweping arah ke barat. “Bila mana nantinya warung-warung yang mencuriga juga akan kami razia,” singkat via sambungan telepon. (gede. S)

Memberikan Komentar anda