Beranda Berita Utama Ada Dugaan Pilkades Pejambon, sarat Konspirasi dan Skenario Hitam

Ada Dugaan Pilkades Pejambon, sarat Konspirasi dan Skenario Hitam

0

BHARATANEWS.ID|BATANG – Sukses dan lancar sudah Pilkades yang berjalan serentak di Kabupaten Batang. Namun ada sedikit berbeda yang terjadi di desa Pejambon, salah satu warga berinisial (i) mengatakan masih menjadi tanda tanya sebagian besar di sekeliling masyarakat, yang dirasa banyak kejanggalan mengenai pelaksanaan pilkades di desanya, mulai tidak nampak akur dan bersahabat seketika kedua calon tidak terlihat duduk berdampingan,” katanya. Sabtu (23/11/19)

“Juga terkait jumlah suara DPT(Daftar Pemilih Tetap) yang diduga tidak sama, (1) Pejambon 543 tidak hadir 144. (2). Pejambon Gunung 154 tidak hadir 28. (3) Rowadi Kidul 183 tidak hadir 10. (4). Rowadi Lor 360 tidak hadir 46 total DPT 1240 dan yang tidak hadir 228 jadi yang hadir hanya 1012,” ujarnya.

“tetapi jumlah hasil suara berbeda dengan yang datang untuk mencoblos, dengan rincian sebagai berikut, No. 1 Padi 529 suara, No. 2 Ketela 540 sedangkan yang rusak 12 suara. Dengan total jumlah suara pencoblos 1081.

jumlah suara sebenarnya 1012 namun setelah dirinci naik menjadi 1081, artinya ada sejumlah 69 suara siluman yang diduga sengaja dibuat oleh pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab guna meloloskan no. 2 ketela Sopyan agar terpilih menjadi kepala desa Pejambon,” katanya.

Pihak berwenang harus segera menindak lanjuti Asal usul 69 suara yang tidak jelas sumbernya. Jangan sampai proses demokrasi tercoreng dengan cara yang tidak sehat. Dan nampak fulgar dipertontonkan,” tegasnya.

Tidak berhenti cukup disitu saja, dimungkinkan kuat surat suara yang rusak ads sebanyak 12 suara, menguntungkan pihak no.2 Ketela Sopyan karena dari total surat suara yang rusak, 11 suara milik no.1 padi Abadi, dan 1 kerusakan suara milik no. 2 ketela Sopyan,” tandasnya.

Disinilah dirasa tidak logis seketika dominan kerusakan mengacu ke no. 1 padi Abadi. Skenario ini butuh ditelusuri secara mendalam oleh pihak berwajib. Dan juga pemangku kepentingan, camat, bupati agar kejadian serupa tidak terjadi dikemudian hari,” tegas (i) dalam penyampaian kepada awak media.

Tambahnya bahwa ia menyampaikan dengan seksama dengan bukti falid dan dapat dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Ketua panitia Sumantoro, dia mengatakan bahwa pelaksanaan pilkades telah berjalan sesuai dengan prosedur. jumlah suara dan pencoblos, dirinya menyampaikan akan memperlihatkan rekapan hasil kemarin biar semua jelas dan terang.

Dan ditengah masyarakat juga dirasa setelah habis pilkades aman dan damai kembali. Walaupun pada awalnya sempat adamasalah selisih komunikasi pada penempatan kursi duduk, namun dapat akhirnya terselesaikan.

Karena simulasi awal tempat duduk sudah ditata dari panitia, seperti yang diduduki no. 1 Padi Abadi, namun panitia sudah menyiapkan tapi justru no. 2 Ketela Sopyan malah meminta kursi plastik sebagai tempat duduknya.

Kami selaku panitia sudah mempersiapkan tempat duduk sesuai aturan, mau digunakan monggo (silahkan) tidakpun ya tidak apa – apa, kami tidak bisa memaksa pihak calon untuk duduk berdampingan. Walaupun eloknya duduk harus berdampingan sesuai. Dengan ketetapan panitia. Mungkin bisa jadi no. 2 ketela duduknya menghadap kearah mana, sesuai wejangan ataupun arahan orang yang dituakan atau diyakini,” tuturnya.

Masih dari Sumantoro, jika masih ada pihak yang merasa tidak puas dengan penyelenggaraan pilkades Pejambon kemarin, seharusnya jauh hari, sebagaimana kami dari panitia menyampaikan, jika dirasa kurang puas dengan hasilnya, setelah satu minggu pencoblosan calon kades yang keberatan dapat menyampaikan atau melaporkan ke pihak panitia, dan setelah dua minggu lebih dapat melaporkan ke kecamatan, adapun setelah lebih satu bulan dapat melaporkan ke kabupaten (Bupati).

Agar semua bisa jelas dan gamblang” ujar dari Sumantoro bahwa dirinya sebagai panitia berdiri independent dan tidak ada keterpihakan ke salah satu calon kepala desa.(nk)

Memberikan Komentar anda