Beranda EDUKASI Relevansi Logoterapi; “Kehendak untuk Menemukan Makna” Manusia Butuh Alasan Untuk Hidup

Relevansi Logoterapi; “Kehendak untuk Menemukan Makna” Manusia Butuh Alasan Untuk Hidup

0

BHARATANEWS.ID | EDUKASI- Membahas tentang makna kehidupan, semestinya berbicara juga mengenai silsilah keluarga, Sebab DNA mewariskan informasi genetik. Lalu proses selama kehamilan, pola asuh, lingkungan, orang-orang terdekat, pengalaman dan peristiwa terhitung penting turut ambil bagian dalam membermaknakan hidup seseorang.

Tentunya tulisan ini tidak mencakup keseluruhan dengan sempurna, hanya berkutat dalam “cangkang”; tidak menjabarkan secara gamblang dan tidak juga mendalam. Hanya mengurai sedikit di ruang “kacamata” psikologi.

Mungkin khalayak pembaca pernah bertanya pada diri sendiri ataupun melontarkan pertanyaan kepada orang lain tentang makna hidup. Boleh jadi sebagian pembaca sudah menemukan dan sebagian lain dalam proses pencarian makna hidupnya.

Di samping itu, makna hidup juga sifatnya subjektif. Dengan kata lain, tiap individu mempunyai sudut pandang masing-masing.

Pencarian makna hidup seperti apa yang pernah pembaca lakukan ?. Lalu pada saat mengalami kebuntuan dalam menemukan makna hidup apakah ada bidang ilmu yang dapat membantu ?. Jawabannya tentu ada, ya, salah satunya psikologi. Tenang, ke psikolog tidak sama dengan -gila-.

Dalam psikologi terdapat teori logoterapi, suatu pendekatan yang memiliki tujuan utama membantu seorang klien menemukan makna hidup. Logoterapi merupakan istilah yang dikemukakan oleh seorang ahli bernama Viktor Frankl.

Dasar teori Frankl yakni motivasi utama individu merupakan pencarian makna dalam hidup dan bahwa tujuan utama psikoterapi dengan logoterapi yaitu membantu individu menemukan makna tersebut.

Logoterapi boleh terbilang sebagai hasil perjuangan Frankl yang menemukan makna di dalam eksistensialnya.

Sementara Frankl menggunakan istilah logoterapi pada 1920-an dan pada 1930-an menggunakan kata Existenzanalyse atau analisis eksistensial, sebagai kata ganti untuk logoterapi. Untuk menghindari kerancuan yang berpotensi menimbulkan salah dalam penafsiran.

Sejarah Singkat

Viktor Emil Frankl lahir dan meninggal di Wina, Austria. Lahir 26 Maret 1905 dan menghembuskan nafas terakhir sebagai manusia merdeka pada tanggal 2 September 1997.

Sebelum Nazi Jerman menyerang Austria, menurut hemat penulis, Viktor E. Frankl sudah menjadi intelektual yang hebat. Dan lagi, dia sangat tertarik mempelajari depresi dan bunuh diri. Membangun pusat konseling untuk remaja di Wina. Gerakannya membuahkan hasil menekan pertumbuhan angka bunuh diri remaja di kota tersebut.

Akan tetapi, setelah Nazi menyerang Austria, karena Viktor E. Frankl terlahir sebagai Yahudi, dia pun terkurung ke kamp konsentrasi Nazi bersama keluarganya. Total 4 kamp konsentrasi Nazi dirasakannya. Ayah; Ibu dan Istrinya meregang nyawa di dalam kamp konsentrasi Nazi namun terpisah.

Sekitar tahun 1942 sampai 1945 Viktor Frankl mendekam di kamp konsentrasi. Seluruh rambut di sekujur tubuh Frankl tercukur habis. Tulisan naskah buku pertamanya terrampas.

Meskipun begitu, Frankl yang berada di tengah pusaran kamp konsentrasi mengamati kebrutalan, gizi buruk dan lain-lain di sekitarnya. Bahkan dia berteori bahwa para narapidana yang mempunyai arti dalam hidup mereka lebih mungkin untuk bertahan hidup;ย dia sendiri mencoba membuat ulang manuskrip dari buku yang telah disita sebelumnya.

Dalam periode kekacauan, Frankl melakukan pengamatan sifat manusia dalam kondisi yang ekstrem. Tentu banyak tahanan yang menyerah dan sebagian bahkan tidak berbuat apa-apa. Akan tetapi, sebagian tahanan lain menjadi lebih dalam secara spiritualitas dan mengganggap kesulitan sebagai ujian yang membentuk kekuatan batinnya. Mereka bangkit menghadapi tantangan menemukan makna dalam hidupnya.

Teknik terapi
Terdapat teknik-teknik dalam logoterapi seperti Paradoxical Intention, De-reflection dan Medical Ministry.

Logoterapi memfokuskan pada will to meaning (kehendak untuk menemukan makna) yang merupakan kekuatan motivational yang fundamental pada diri manusia. Kemudian menurut Frankl manusia membutuhkan alasan untuk hidup.

Sedangkan Will to meaning berbeda dengan aktualisasi diri. Hal itu dikarenakan Frankl melihat aktualisasi diri sebagai dampak dari will to meaning.

Catatan : Penulis belum menjadi seorang ahli di bidang psikologi, apalagi tulisan di atas hanya membahas sedikit dari luasnya pembahasan logoterapi, saat tulisan ini terbit, penulis berstatus sebagai mahasiswa aktif tingkat 4 di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Maka penulis mengharapkan kritikan provokatif yang bersifat positif.

Penulis: Damar W.A

Memberikan Komentar anda