Beranda Nasional Eksistensi Ganja di Dunia

Eksistensi Ganja di Dunia

0

BHARATANEWS.ID | SERBASERBI – Pada tahun 1960an Eksistensi ganja melonjak pesat saat munculnya pamor Robert Nesta Marley biasa disebut dengan Bob Marley.

Sosoknya salah satu tokoh besar yang memiliki peran aktif dalam menyebarkan musik Jamaika dan gerakan Rastafari sebagai keyakinan agama pada dasawarsa 1930an di Jamaika.

Pada saat itu kaum rasta mempraktikkan keagamaan mereka dengan sebutan ” Livity ” lalu pertemuan mereka di kenal dengan julukan “Groundations” dimeriahkan dengan musik, pujian-pujian, pembahasan, dan penghisapan ganja.

Daun yang mereka hisap itu dianggap sebagai sakramen berakhsiat dengan menegaskan keyakinan pentingnya hidup secara alami mengikuti pola makan ital, menggulung rambut menjadi gimbal, serta menjalani peran gender patriarkal, dari sinilah eksistensi ganja mulai di kenal sebagai barang acuan relaksasi, ketenangan.

Istilah Ganja pada umumnya mengacu kepada pucuk daun, bunga dan batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan dan Termasuk tumbuhan psikotropika dengan nama latin Cannabis sativs lainnya juga di kenal dengan sebutan grass, weed, pot, tea, mary jane dan produknya hemp, hashish, charas, bhang, dagga dan sinsemilla (Camellia, 2010)

Yang mengandung tetrahidrokanabinol  dan kanabidiol sehingga bisa membuat pemakainya mengalami euforia. Biasanya dibuat menjadi rokok untuk dihisap supaya efek dari zatnya bereaksi juga mengandung lebih dari 100 bahan kimia lainnya yang berbeda beda biasa di sebut cabnabinoid, di setiap zat juga diketahui memiliki efek yang berbeda beda pada tubuh.

Tanaman ini tingginya bisa mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Habitatnya berada di wilayah pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.

Jati diri ganja umumnya ialah hanya tumbuhan dari alam yang memiliki banyak manfaat namun tidak sedikit manusia menyalahgunakan fungsi tanaman itu. Padahal daun tersebut tidak menutup kemungkinan bisa menciptakan banyak solusi bila diperdayakan sebagai makanan, obat-obatan, pakaian, dan banyak lainnya.

Lain halnya di negeri paman sam, daun tersebut sempat populer sebagai simbol budaya hippie, dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu, ganja juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisasi yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang.

Lain lagi bila di negara India, sebagian Sadu yang menyembah salah satu dewa dengan menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hasis melalui bong dan minum bhang.

Kembali ke Indonesia, hal itu sempat menjadi pro-kontra dengan adanya komunitas yang berupaya melegalkan ganja. Komunitas yang terus berupaya memperjuangkan tentang fungsi ganja yang bisa dimanfaatkan untuk kekuatan medis di Indonesia, langkah mereka hanya bisa sebatas diskusi dengan orang orang yang terkait dengan adanya larangan perkembangan narkoba di Indonesia, dan tidak adanya izin mendapatkan sample ganja untuk bahan penelitian, sehingga alasan tersebut menjadi patokan jalan buntu untuk lebih lanjut prihal pembuktian manfaat dan upaya melegalisasikan ganja di Indonesia. (Als)

Memberikan Komentar anda