Beranda Berita Utama JMPB Bentangkan Spanduk Sebagai Bentuk Protes Kepada PT. Cemindo Gemilang

JMPB Bentangkan Spanduk Sebagai Bentuk Protes Kepada PT. Cemindo Gemilang

0

BHARATANEWS.ID|LEBAK- Sekelompok Warga Bayah yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Bayah (JMPB) membentangkan spanduk besar yang bertuliskan “Merusak Alam = Membunuh Manusia, Hentikan Aktivitas Cemindo”, sepanduk tersebut membentang disamping jembatan dua Bayah. Senin (19/8/2019).

Sekpel JMPB, Henriana Hatra mengatakan, bahwa aksi ini sebagai bentuk protes warga setelah dalam 4 hari kebelakang Bayah diguyur abu clingker dari aktifitas dermaga khusus Cemindo Gemilang Bayah.

” Spanduk besar ini merefrentasikan protes kami, karena selama ini cemindo gemilang telah lalai dalam melakukan aktifitasnya, sehingga terbukti akibat kelalaianya menimbulkan kerugian terhadap warga Bayah. Banyak sumber mata air hilang, kerusakan ekosistem laut sehingga berpengaruh terhadap menurunnya hasil tangkapan nelayan, polusi udara yang berkepanjangan, pembuangan limba beracun, dan kerusakan lingkungan lainnya,”ujar Henriana

Atas kelalaian dan kesewenangan perusahaan tersebut, JMPB menyampaikan kembali tuntutannya :
1. Hentikan aktifitas di dermaga cemindo gemilang sampai ada jaminan bahwa kebocoran tidak terjadi lagi.
2. Kembalikan fungsi daerah resapan air untuk sumber mata air di Desa Darmasari, Bayah
3. Pasang dan aktifkan alat pengukur dan pendeteksi polusi udara dan air di Bayah.
4. Lakukan upaya pengembalian fungsi ekosistem laut yang rusak akibat aktifitas kapal pengangkut batubara dan bahan lainnya
5. Sampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak polusi debu yg berasal dari aktifitas dermaga.

JMPB telah berulang kali memberikan peringatan dan tuntutan, namun kebocoran terus terjadi. Beberapa aksi simpatik dari JMPB dilakukan seperti pembagian dan penanaman 10.000 pohon di daerah resapan air dan pembagian 6.000 masker gratis kepada ribuan warga di Bayah, Panggarangan, Cilograng, Cibeber, Sobang dan Muncang. (Sdl)

Memberikan Komentar anda